Diare

A. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yaitu dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pembangunan kesehatan bertujuan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan kesehatan 2010 yaitu mewujudkan masyarakat bangsa dan negara yang sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Indonesia.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat menurut HL Blum adalah faktor perilaku yaitu dengan mewujudkan perilaku yang sehat diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit dan angka kematian Ibu dan anak akibat kurangnya kesadaran serta kurangnya pemahaman tentang penyakit yang diderita serta tindakan yang harus dilakukan sehingga mengakibatkan keterlambatan mengunjungi sarana kesehatan.
Oleh sebab itu pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya serta tentang kualitas kehidupan dan usia harapan hidup, mempertinggi kesadaran masyarakat untuk hidup sehat serta menyadari akan pentingnya hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan dimilikinya anak-anak yang sehat bebas dari segala ancaman penyakit, termasuk juga ancaman penyakit diare. Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang dapat menyerang pada seluruh golongan umur terutama pada balita.
1. Pengertian
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar, konsistensi feses menjadi cair, dan perut terasa mules saat ingin buang air besar. Secara praktis dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair.
2. Penyebab
Penyebab diare dipengaruhi beberapa faktor yang diantaranya adalah :
Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak infeksi enteral meliputi :
Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, salmonella, skigella, campylolacter, yersima, aeromonas dan sebagainya.
Infeksi virus : Enterovirus (virus echo, coysakil, poliomyelitus), adeno virus, rata virus, astro virus dan lain-lain.
Infeksi parasit : Cacing (ascarie, trichuris, ox yuris, strongyloides), protozoa (entamoeba histalytica, giardea lamblia, trictromonas konvirus), jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral
Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), tonsilitis atau tonsila faringitis, bronkopneumonia, encefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida (intaleransi laktosa, maltosa dan sukrosa).
Monosakarida (nitaleransi glukosa, tinektosa dan gulaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intaleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
Pada keadaan tubuh kekurangan protein sangat mudah mendapat infeksi, karena daya tahan tubuhnya rendah sehingga terjadi atrofi vili usus yang menyebabkan penyerapannya terganggu yang dapat mengakibatkan diare.
d. Faktor makanan
Makanan basi, makanan beracun, alergi terhadap makanan.
e. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
f. Faktor kelalaian manusia
Dalam menjaga kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Selain banjir yang membawa sampah dan kotoran lainnya, kemarau juga menciptakan situasi yang sama. Dalam keadaan kemarau, persedian air bersih kurang sehingga masyarakat terpaksa menggunakan air seadanya. Lalat juga menjadi donatur penyebab diare. Apalagi disebagaian masyarakat masih punya kebiasaan buruk BAB di tempat terbuka.
3. Jenis Diare
Penatalaksanaan diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya, yang dengan mudah ditentukan saat anak pertama kali sakit. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Empat jenis klinis diare antara lain:
a. Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum.
b. Diare akut bercampur darah (disentri): bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi. c.Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama): bahaya utama adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor): bahaya utama adalah infeksi sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral.
4. Mengapa Diare Berbahaya?
Diare menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi. Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh. Diare berat dapat menyebabkan kematian.
5. Klasifikasi
a.Diare yang diklasifikasikan menurut derajat dehidrasi.b.Diare lebih dari 14 hari atau lebih diklasifikasikan untuk diare persisten.c.Diare jika ada darah dalam tinja diklasifikasikan untuk disentri.
6. Penyakit yang menyertai diare
a. Infeksi saluran nafas (Bronkopneumonia, bronkhiolitis, dan lain-lain).
b. Infeksi saluran saraf pusat (meningitis, ensephalitis, dan lain-lain).
c. Infeksi saluran kemih.
d. Infeksi sistemik lain (sepsis, campak, dan lain-lain).
e. Kurang gizi (KEP berat, kurang vitamin A, dan lain-lain).
f. Penyakit yang disertai dengan diare tetapi lebih jarang terjadi.
g. Penyakit jantung yang berat atau gagal jantung.
h. Penyakit ginjal atau gagal ginjal


Daftar Pustaka ;
a. Dep.Kes.RI, Sistem Kesehatan Indonesia,2004.
b. Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta ; EGC.
c. Dep. Kes. RI, (2000). Tata Laksana Diare Bermasalah. Jakarta ; Ditjen PPM Dan PL.
d. Dep. Kes. RI, (2003). Buku Bagan Managemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta ; MTBS.
e. Dep. Kes. RI, (2003). Penilaian Dan Klasifikasi Anak Sakit. Jakarta ; MTBS.
f. Dep. Kes. RI, (2005). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan dan kritik
kami tunggu!!!