Jika kanker menggerogoti mata air susu,,,,

Ada sekelompok wanita, yang dengan bangga mengagumi payudaranya sebagai sumber dari kecantikan dan daya tariknya terhadap orang lain terutama dengan lawan jenisnya, dimana wanita tersebut rela mengorbankan fungsinya sebagai sumber kehidupan. Ia tak mampu menyusui sang buah hatinya secara langsung dari payudara atau ASI, tetapi lebih memilih susu kaleng. Pertimbanganya, itu tadi, ia tidak ingin payudaranya yang selama ini menjadi sumber daya tariknya menjadi rusak dan tidak menjadi cantik lagi. Begitu sayangnya pada payudara yang ia miliki, sampai-sampai ada mengasuransikannya, dan itupun saat ini di jaman modern yang penuh dengan teknologi, sudah barang tentu tidak asing lagi bagi kita bahwa kalangan para wanita sekarang (terutama dikota-kota besar) untuk mengasuransikan payudaranya agar mereka tetap cantik dan tetap punya daya tarik yang Wah.
Tetapi, dari semua itu ada yang menakutkan! Tumor ganas atau kanker sering mengancam salah satu mahkota kewanitaan ini. Kemudian pertanyaan kita adalah seberapa besarkah bahayanya kanker payudara sehingga kita perlu waspada atau khawatir terhadap semua hal seperti yang diatas. Untuk itu perlunya kita lebih dulu mengetahui Apa sih Kanker Payudara itu??
Bila di suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor bisa bersifat jinak atau ganas. Tumor yang ganas ini sering disebut Kanker.
Tumor ganas mempunyai sifat dapat menyebar ke bagian lain di seluruh tubuh, menjadi tumor ganas baru. Penyebaran ini disebut Metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara.
Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebarab itu berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker.
Kanker payudara merupakan kanker yang sangat menakutkan bagi kaum wanita, disamping kanker mulut rahim. Kasus kanker payudara pada dekade terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 1993, oleh Prof.Dr. Harjanto Tulusan dari Departemen Ginekologi dan Obstetri Divisi Genekologik Onkologik, Patologi Universitas Erlangen, Jerman, mengatakan bahwa setiap 3 menit setiap wanita mendapat kanker payudara dan pada saat ini tiap menit seorang wanita meninggal karena karsinoma tersebut sehingga kanker payudara dijuluki ”main killer” yang sering menyerang wanita. Di Indonesia, kanker payudara menduduki tempat kedua dari sepuluh tempat terbanyak, setelah kanker rahim.
Faktor Penyebab
Menurut Dr. Ramadhan Sp B Onk, seperti dilansir oleh Info Kesehatan MER-C, faktor etiologi atau faktor penyebab yang pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Mungkin, penyebabnya multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu ;
  1. Faktor Genetika
  2. Pengaruh hormon
  3. Faktor virus atau Virogen
  4. Pola makan, terutama makanan berlemak
  5. Pengaruh radiasi di daerah dada
Biasanya penderita mengeluh adanya benjolan di payudara, rasa sakit di sana, cairan dari puting susu, adanya eksim di sekitaar areola putting susu, adanya borok atau Ulserasi di daerah payudara, pembesaran kelenjar getah bening atau ”sekelen” di sekitar ketiak. Beberapa faktor resiko, antara lain ;
  • Umur labih dari 30 tahun
  • Anak pertama lahir pada usia ibu lebih dari 35 tahun
  • Tidak kawin
  • Menarche atau haid pertama kurang dari 12 tahun
  • Pernah operasi tumor jinak payudara
  • Pernah mendapat terapi hormonal yang lama
  • Adanya kanker payudara pada payudara sebelahnya
  • Adanya riwayat operasi ginekologi
  • Adanya riwayat kanker payudara pada keluarganya
  • Adanya riwayat radiasi di daerah dada.
Dengan mengetahui adanya beberapa faktor resiko tersebut diatas, maka penting bagi seseorang agar waspada terhadap terjadinya kanker payudara sehingga dapat terdeteksi secara dini dan dapat terobati secara baik. Menurut Prof. Harjanto T. bahwa bagi wanita dianjurkan juga untuk pemeriksaan memografi bila berusia lebih dari 35 tahun atau sebelumnya bila keluarganya memiliki riwayat kanker payudara. Selain itu ia juga mengungkapkan cara-cara baru untuk deteksi dini kanker payudara dengan menggunakan Breast sonografi serta mengunakan MRI (magnetic resonance imaging) terutama dengan bantuan Gadolinium sebagai zat kontras, dan Breast Conserving Terapi/BCT yaitu terapi operasi yang lebih kecil dan konservaif tanpa melakukan operasi mastektomi radikal. Penting juga bagi para wanita, untuk melakukan periksaan berkala SADARI (periksa payudara sendiri) yang dapat dilakukan dengan bercermin atau memeriksakan setiap adanya kemungkinan benjolan pada payudara ke dokter.
Benjolan atau tumor pada payudara kemungkinannya adalah ;
  1. Fibroadenoma Mammae (FAM)
  2. Mamari Dysplasia
  3. Sistosarkoma Filoides
  4. Mastitis (radang payudara)
  5. Kanker payudara
Beberapa Stadium Kanker Payudara
Staduim 1 (Dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium 1 ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70%. Untuk memriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain harus diperiksa di laboratorium.
Stadium 2
Tumor sudah lebih besar 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium iini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40% tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker.
Pada stadium 1 dan 2 biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operas dilakukan penyinaran untuk memasikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Staduim 3
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang–kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh sertauntuk meringankan penderitaan penderita semaksmal mungkin. (Pras-dari berbagai sumber)

Kedelai bisa menjadi salah satu penyebab kanker payudara, tanya kenapa???

Mengkonsunsi lebih banyak kedelai dapat mencegah penyakit jantung, itu menurut FDA. Tapi kebanyakan kedelai bukan hal yang sangat baik bagi perempuan yang menderita kanker payudara atau yang memliki potensial resiko besar terkena kanker payudara. Studi menemukan bahan dalam kedelai yang dikenal dengan isoflafon atau phytoestrogen dapat menstimulasi pertumbuhan tumor payudara yang dikenal dengan estrogenreceptor positif.

Penelitian di University of Illinois di Urbana Chanpaign melaporkan bahwa isoflavon genistein menyebabkan sel tumor berkembang biak dalam tubuh tikus percobaan. Semakin besar dosisnya, semakin cepa pertumbuhannya. Menurut William G.Helferich, sang peneliti, pada kondisi normal makanan dengan kandungan kedelai tidak akan menimbulkan masalah namun perempuan yang memiliki sejarah kanker payudara dalam keluarganya sebaiknya menghindari suplemen kedelai serta makanan dan minuman yang mengandung ekstrak isoflavon. Tiga buah tahu sehari cukup dikonsumsi selama sehari (sekitar 100 miligram isoflavon).

Tetaplah Aktif Untuk Cegah Kanker Payudara, agar jangan sampai terlambat!

PERIKSA SENDIRI JUGA BISA KOK?

Banyak perempuan muda yang masih belum memperhatikan akan pentingnya kesehaan payudaranya. Sebelum terlanjur lebih jauh kanker payudara menyerang anda, alangkah baiknya periksa payudara anda, siapa tahu anda termasuk satu diantara perempuan yang terserang kanker payudara.

Perlu diketahui bahwa 9 diantara 10 perempuan ditemukan adanya benjolan di payudaranya. Sebagai pencegahan awal terhadap kanker payudara dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan bisa dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan yang akan anda nanti lakukan.

Berikut cara pemeriksaan yang bisa dilakukan dengan cara sendiri ;

Pertama ; Berdirilah dicermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara anda. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terleak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puing susu, segeralah pergi ke dokter. Kedua ; Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara. Ketiga ; Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi. Keempat ; berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. Kelima ; Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umunya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemunkinan untuk sembuh secara sempurna. Keenam ; Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

Pengobatan lebih lanjut

Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudaara dengan alat rontgen dan merupkan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sulit, dan hanya memakan waktu 5-10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mammografie adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram.

Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan itu. Kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker, maka payudaara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran (metastase) ke bagian tubuh yang lain. (Pras-dari berbagai sumber)